Setelah sekian lama tidak turun gunung (wah terhitung sudah berapa lama ya? ) karena disibukkan dengan kegiatan yang sangat menyibukkan, akhirnya hari ini ane coba balik nulis lagi. Tapi kalau ini coba nulis sesuatu yang sangat menyimpang dan jauh sekali dari domain blog selama ini, review mie. Yup, kamu tidak salah karena memang saat ini aku mau nyoba bikin postingan tentang review mie yang akhir akhir ini lagi nge hits banget, apalagi kalau bukan Indomie rasa telur asin alias bahasa Jawa nya salted egg.

Sebenarnya menu salted egg alias telur asin ini emang bukan hal yang baru baru amat sih, ane pertama kali kenal sama varian ini dari salah satu menu yang diluncurkan oleh KFC dan jujur aja ane belum pernah nyicipin rasanya sampai sekarang, hahaha. Nah kebetulan atau tidak, ternyata kemunculannya membuat bumbu salted egg ini jadi booming dengan banyaknya perusahan lain yang ikut menghadirkan rasa tersebut. Nah salah satu perusahan mie ternama asal Indonesia, Indomie, akhirnya juga tidak mau kalah dengan mengeluarkan produk mie dengan rasa telur asin.
Dengan embel embel "Premium Collection*", mie ini dibanderol dengan harga yang sedang sih untuk porsi 100 gram, yaitu 4500 rupiah per tanggal postingan ini ditulis (2 Oktober 2018). *Jujur ane sendiri juga ragu dengan kata collection nya, soalnya barang ini kan untuk dimakan, bukan untuk dikoleksi .

Untuk bentuk mie nya sih pipih, khas edisi spesialnya Indomie. Waktu buka bungkusnya sempat kaget juga, wah bumbu cairnya banyak cuy, selain juga ada bumbu telur asin bubuk dan juga bubuk cabai sebagai pelengkap. Nah untuk cara buatnya, ane rasa tidak perlu dijelaskan lah, sama aja cara buatnya. Jadi langsung skip aja ke hasil akhirnya.
Untuk masalah rasa, ane pikir ini adalah salah satu mie edisi premium terbaik yang pernah ane rasa selain rasa bulgogi. Yang membuat ane suka sama rasa mie ini adalah rasa asin nya yang tidak terlalu kuat dibandingkan dengan mie yang regular, mungkin kadar micin nya dikurangi kali ya, hahaha. Ya, walaupun memang rasa telur asinnya tidak se gurih telur asin asli, apalagi jika dibandingkan dengan telur asin "black metal" nya Sidoarjo yang cangkangnya sampai berwarna hitam pekat, but overall ane ngga kecewa sama rasanya.



Joss wes lek ngono, masook pak Eko...